Senin, 09 November 2009

menerapkan brush pada garis Path

Melanjutkan tutorial Photoshop yang kemarin tentang Brush. Sekarang kita coba untuk menerapkan sapuan brush pada garis path. Garis path bisa dibuat dari berbagai macam cara, bisa dibuat dengan pen tool, dari bentuk shape, ataupun dari tulisan. Tentang pembuatan garis path dari Pen tool, bisa dibaca pada Membuat seleksi dengan path.

Pada tutorial Photoshop ini, saya membuat garis path melengkung dengan menggunakan Pen tool.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_01.jpg

Untuk lebih mempermudah pengerjaan, tampilkanlah dua palet sekaligus, yaitu palet layer dan palet path. Di palet layer saya buat sebuah layer baru yang masih kosong, layer ini akan digunakan untuk gambar sapuan brush. Sedangkan palet path ditampilkan agar lebih mudah memilih path-nya.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_02.jpg

Kemudian pilih Brush tool, di contoh tutorial ini saya pilih brush jenis Hard Round 9 pixels.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_03.jpg

Kemudian pilih Path Selection tool atau Direct Selection tool (sama saja), kemudian klik kanan pada garis path tersebut. Untuk melakukan klik kanan, tidak harus menggunakan tool tersebut, itu hanya kalau klik kanannya pada gambar path langsung. Klik kanan bisa juga dilakukan dengan tool apa saja, tapi melakukan klik kanan pada Work Path di palet path.

Setelah melakukan klik kanan, pilihlah Stroke path.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_04.jpg

Kemudian muncul kotak dialog Stroke Path. Pada kotak dialog ini, pilih Brush, dan beri tanda cek pada Simulate Pressure.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_05.jpg

Akan muncul gambar seperti ini. Brush yang sedang aktif akan diterapkan pada garis path tersebut.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_06.jpg

Sekarang bagaimana jika kita mengatur bentuk sapuan brush sebelum diterapkan pada path. Misalnya seperti pada contoh berikut ini. Pada Shape Dynamic saya buat Size jitter 100%, pada Scattering saya buat Scatter 170%, pada Other Dynamic saya buat Opacity jitter 100%.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_07.jpg

Hasilnya saat diterapkan pada path adalah seperti gambar berikut ini.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_08.jpg

Jika kita tidak menginginkan tepi garis yang menyempit, misalnya saat diterapkan pada gambar seperti berikut ini:

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_09.jpg

maka pada kotak dialog Stroke Brush tidak usah diberi tanda cek pada pilihan Simulate Pressure.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_10.jpg

Selamat mencoba tutorial ini, pada tutorial Photoshop berikutnya kita masih membahas tentang penggunaan Brush pada garis path, untuk membuat gambar seperti berikut ini.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_11.jpg

Hasil akhirnya mungkin tidak begitu sama dengan gambar ini, karena gambar yang ini tadi saya buat dengan asal jadi dulu.

eraser untuk mengganti gambar

Tutorial Photoshop kali ini membahas tentang penggunaan Eraser tool. Eraser tool ini adalah sebuah tool yang bisa digunakan untuk menghapus gambar.

Tutorial ini cuma akan membahas secara sekilas saja dulu. Karena mengetik ini juga tidak direncana, cuma karena pagi ini di sekolah sedang tidak banyak kegiatan, jadi ada waktu luang untuk mengetik tutorial ini.

Eraser tool sebenarnya jarang saya gunakan, tool ini biasanya hanya saya gunakan jika ingin menghapus sedikit bagian dari gambar secara cepat.

Dalam Photoshop terdapat 3 macam Eraser, yaitu:

eraser_menghapus_gambar_02.jpg

Eraser
Tool ini bisa digunakan untuk menghapus gambar, namun jika digunakan untuk menghapus dalam arti hendak memotong layer, tool ini hanya bisa diterapkan jika layer tersebut adalah layer yang tidak terkunci.
Jika diterapkan pada layer background yang masih terkunci, maka akan didapat hasil seperti berikut ini.

gambar:eraser_menghapus_gambar_03.jpg

Background Eraser
Background Eraser tool digunakan untuk menghapus gambar, seperti halnya Eraser tool. Namun Background Eraser ini bisa digunakan untuk menghapus gambar yang merupakan bagian dari layer background.

Misalnya seperti pada gambar berikut ini, gambar ini dihapus dengan menggunakan background eraser. Bentuk pointer BE ini merupakan sebuah lingkaran dengan tanda plus di tengahnya.

gambar:eraser_menghapus_gambar_04.jpg

Cara menggunakan tool ini adalah dengan mengarahkan titik plus tersebut pada salah satu warna yang akan dihapus. Kemudian klik dan tahan tombol mouse. Lingkaran pointer menunjukkan seberapa luas area yang akan dihapus. Walaupun lngkaran pointer sampai pada bagian warna lain (seperti pada gambar ilustrasi tutorial diatas), gambar tidak akan terhapus karena pada area tersebut warnanya berbeda dengan warna pada titik plus.

gambar:eraser_menghapus_gambar_05.jpg

Jadi usahakan untuk hanya mengeklik dan tahan pada warna yang akan dihapus.

Background Eraser ini bisa diatur lebih lanjut melalui option bar.

gambar:eraser_menghapus_gambar_06.jpg

Pengaturan di option bar ini akan saya bahas keterangannya agak belakangan (nanti sore atau besok saya update).

memisahkan komponen warna RGB

Pada tutorial Photoshop kali ini kita akan memisahkan komponen warna pada sebuah foto dalam mode warna RGB. Dalam Photoshop sendiri sebenarnya terdapat palet / panel Channel. Jika gambar yang kita edit memang merupakan gambar RGB maka dalam panel tersebut sudah terdapat komponen warna Red, Green, dan Blue.

Hanya sayangnya, setiap komponen warna di channel tersebut tidak bisa kita simpan menjadi sebuah file tersendiri. Misalnya untuk membuat gambar seperti dibawah ini:

gambar:perpaduan_warna_rgb.jpg

Gambar tersebut saya buat dengan komponen warna RGB yang digabung pada beberapa area. Tentang tutorial untuk membuat gambar tersebut diatas tidak akan saya bahas sekarang. Postingan kali ini untuk membahas dulu tutorial cara memisahkan komponen warnanya.
Tutorial memisahkan komponen warna RGB

Langkah 1
Bukalah sebuah foto dengan Photoshop. Silahkan pakai foto Sampeyan sendiri, kalau tidak ada foto lain, ya sembarang foto asal berwarna dan mode warnanya RGB. Pada tutorial ini saya gunakan foto berikut ini.

gambar:tutorial_warna_rgb_01.jpg

Kalau suatu saat bertemu dengan orang tersebut sedang naik GL Max yang ada di foto itu juga, yang samping belakangnya ada tulisan warna putih WWW.MBAHDEWO.COM silahkan disapa dan dikasih uang receh.
Biasanya yang sering dipakai bukan jaket itu, tapi pakai jaket kulit warna hitam yang sudah robek-robek bagian punggungnya.
:D

Langkah 2
Buat sebuah layer baru dengan cara mengeklik icon New layer di panel layer.

gambar:tutorial_warna_rgb_02.jpg

Langkah 3
Isilah layer ini dengan warna merah.
Caranya dengan memilih menu Edit > Fill atau Shift+F5.

gambar:tutorial_warna_rgb_03.jpg

Kemudian pada bagian Use pilihlah Color…

Saat muncul kotak dialog untuk memilih warna, pilihlah warna merah seperti gambar berikut ini:

gambar:tutorial_warna_rgb_04.jpg

Warna merah berarti pada bagian R=255; G=0; B=0 / kode warnanya #ff0000.
Klik OK jika sudah memilih warna merah. Klik OK juga pada kotak dialog Fill untuk menerapkan warna.

Langkah 4
Kemudian pada panel layer, ubahlah Blending Option menjadi Multiply.

gambar:tutorial_warna_rgb_07.jpg

Langkah 5
Buatlah sebuah hue/saturation menggunakan Adjustment Layer.
Cara untuk membuat Adjustment Layer ini bisa dengan memilih Layer > New Adjustment Layer > Hue/Saturation. Bisa juga dengan mengeklik icon-nya di panel layer. Jika menggunakan Photoshop CS4 bisa langsung memilihnya dari panel Adjustment Layer.

gambar:tutorial_warna_rgb_08.jpg

Pengaturan adjustment layernya seperti berikut ini: (gambar mungkin berbeda jika Sampeyan menggunakan Photoshop versi CS3 atau sebelumnya, tapi intinya sama saja)

gambar:tutorial_warna_rgb_09.jpg

Pilihlah komponen warna Red, kemudian ubahlah Lightness hingga maksimal. Yang lainnya tidak perlu diatur, cukup Lightness-nya saja.

Kemudian akan di dapat gambar seperti berikut ini:

gambar:tutorial_warna_rgb_10.jpg

Langkah 6
Buat sebuah layer baru lagi.

gambar:tutorial_warna_rgb_11.jpg

Kemudian tekan tombol Ctrl+Alt+Shift+E untuk menyatukan semua layer yang nampak pada layer baru tersebut. Kalau jari Anda tidak muat menekan keempat tombol tersebut, bisa juga dengan menekan dan tahan tombol Alt sambil memilih menu Layer > Merge Visible.
Get Chitika | Premium

Setelah semua layer tergabung, gantilah nama layernya menjadi Red, atau merah, abang atau apa saja yang penting maksudnya sama.

gambar:tutorial_warna_rgb_12.jpg

Catatan:
Jika Anda bermaksud menyimpan komponen warna merah ini dalam file lain, maka pada langkah ke-6 tersebut diatas tidak perlu membuat layer baru. Langsung saja pilih Layer > Flatten Image dan simpan file-nya dengan nama Red atau apa terserah Sampeyan.

Langkah 7
Karena kita sudah selesai memisahkan komponen warna merah, maka layer yang berwarna merah dan adjustment layer sudah tidak diperlukan lagi. Silahkan digeser kedua layer tersebut ke icon Delete layer (gambar tempat sampah).

gambar:tutorial_warna_rgb_13.jpg

Langkah 8
Ulangilah langkah ke-3 hingga ke-7. Langkahnya sama semua, hanya berbeda pada saat memilih warna yang akan diisikan pada langkah ke-3. Karena sekarang kita ingin memisahkan warna Green, maka pilihlah warna hijau pada langkah tersebut. Hijau: R=0; G=255; B=0 / kode warna #00ff00.

Pada langkah ke-5 saat menggunakan adjustment layer, pilihlah komponen warna Green yang diubah Lightness-nya.

gambar:tutorial_warna_rgb_14.jpg

Dengan metode yang sama, ulangilah lagi untuk warna Blue. Biru adalah: R=0; G=0; B=255 / kode warna #0000ff.

gambar:tutorial_warna_rgb_15.jpg

Gambar berikut ini adalah ketiga komponen warna tersebut yang ditampilkan dalam 1 file.

gambar:tutorial_warna_rgb_16.jpg

Untuk lebih mudahnya, langkah-langkah pada tutorial ini dapat dibuat menjadi Action. Action untuk memisahkan komponen warna RGB ini bisa didownload dengan GRATIS di sini. Sekaligus dalam action ini sudah sudah saya juga cara menggabungnya.

Pada tutorial berikutnya akan kita coba untuk menggabungkan lagi ketiga gambar hitam putih komponen warna RGB ini agar menjadi foto berwarna lagi.

membuat gulungan pada foto

Membuat Gulungan Pada Foto ( Peeling )

Diposting tepat pada Tanggal unik : 090909 (09 Sept 2009)

Sebelumnya saya ingetin dulu buat yang baru belajar photoshop atau baru mengenal Adobe photoshop, silahkan baca-baca dulu teori dasar photoshop, jadi nanti gak ada pertanyaan yang sangat dasar sekali seperti ”gimana cara seleksinya ? gimana cara hapus nya?” dll. Oke? Deal ya.. hehehe..

Sebenernya udah dari dulu pengen posting tutorial yang membuat gulungan di foto dengan Adobe photoshop ini. Kayaknya sudah pada bisa.. tapi gak apa-apa, yang belom bisa juga pasti banyak.. hehehe.. Maksudnya tutorial photoshop ini adalah membuat semacam gulungan di pojokan foto.

Langsung aja ..

Buka file foto yang mau di edit.

Foto Pemandangan di Pandeglang

Saya pake foto objek wisata di pandeglang yang sebelumnya sudah saya kupas dikit di artikel ” Kenali dan Kunjungi Objek wisata di Pandeglang ” .. Kalo ada yang mau kesana, ajak-ajak ya.. hehehe.

Duplikat layer gambar dengan menekan CTRL + J .. dan Tekan tombol D untuk mendefault kan foreground (hitam)dan background color (putih) .. Lalu tekan CTRL + Backspace sehingga layer background jadi berwarna Putih.

peel2

Buat layer baru, buat segitiga seperti gambar (untuk lipatannya) dengan rectangle marquee tool. warnai dengan warna apa aja. saya pake default nya aja, pake hitam.

peel3

Sekarang buat lingkaran seperti gambar dengan elliptical marquee tool lalu tekan DELETE. (Supaya lipatannya keliatan real )

peel4

Klik 2x layer 2 atau klik kanan > Blending Options setting seperti dibawah

peel5

Setelah menggunakan gradient Overlay, sekarang gunakan Drop Shadow, setting seperti dibawah :

peel6

Hasil setelah dikasih efek

peel7

Sekarang hapus bagian luar foto dengan Eraser Tool

peel8

Hasil Akhirnya :

peel9

Contoh lipatan dipojok yang lain

Catatan : untuk di pojokan lain , tinggal ubah-ubah aja arah sudut waktu ngasih Gradient Overlay.

pandeglang

Semoga tutorial ini bermanfaat..

Selamat Mencoba .. dan Stop dreaming start action





Artikel Membuat Gulungan Pada Foto ( Peeling ) ini dipersembahkan oleh Tutorial Photoshop Gratis. Kunjungi Wallpaper, Font, Desktop Theme Gratis Pokoknya Serba Gratis. Baca Juga Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang, untuk mengetahui lebih jauh tentang Pandeglang sebagai Objek Wisata yang patut diperhitungkan karena keindahannya.

mengubah gambar menjadi vector

Foto Mobil Menjadi Gambar Mobil vektor

Untuk yang sudah menjadi member ilmuphotoshop.com besok saya akan posting tutorial tentang pembuatan foto mobil menjadi mobil vektor..

Pokoknya saya akan terus bahas tentang gambar vektor secara khusus untuk member yang udah aktif.

Dari foto ke Kartun ( Vektor)

Biaya untuk menjadi member hanya Rp. 50.000 saja kok..

Buat yang belum jadi member .. silahkan daftar

DISKON 50%

Oia.. ada Diskon 50% buat yang daftar dan melakukan pembayaran sebelum tanggal 15 Nopember 2009

Untuk mendapatkan diskon 50% silahkan Masukan Kode Diskon : 5F1E7 pada waktu melakukan pendaftaran. Lumayan kan ?

Keuntungan menjadi member Ilmuphotoshop.com :

- Mendapat tutorial berformat PDF yang siap di download.

- Mendapat tutorial Vektor ( Kupas Tuntas )

- Brush - Brush Keren

- Plugin yang Oke banget

- Template format PSD yang Mantep

- dan lain-lain.

Buat Calon member yang udah daftar tapi belum melakukan pembayaran .. buruan aktifkan .. karena kalo belum melakukan pembayaran melewati tanggal 15 Nopember 2009, Diskon nya angus..

Daftar Silahkan Klik Disini





Artikel Foto Mobil Menjadi Gambar Mobil vektor ini dipersembahkan oleh Tutorial Photoshop Gratis. Kunjungi Wallpaper, Font, Desktop Theme Gratis Pokoknya Serba Gratis. Baca Juga Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang, untuk mengetahui lebih jauh tentang Pandeglang sebagai Objek Wisata yang patut diperhitungkan karena keindahannya.

membuat efek manga di potoshop

Membuat Efek Manga pake Photoshop


Mumpung masih bulan Syawal..  saya ucapin Mohon Maaf Lahir & Bathin , Mungkin dalam penulisan tutorial photoshop selama ini  ada kata-kata saya yang menyinggung, ada yang kurang puas karena tutorialnya jelek, ada yang komen atau imel yang gak kebales .. Semua emang karena saya hanya Manusia Biasa yang gak luput dari salah dan dosa..  Sekali lagi.. Maaf lahir dan Bathin ya..

Baca juga artikel tentang keindahan alam di Indonesia di Kenali dan kunjungi objek wisata di pandeglang

Lanjut ke tutorial..

Tutorial efek manga ini saya buat karena banyak yang request juga..  Manga identik dengan JEPANG, Mata gede, bibir dan hidung kecil, kartun, dll. Gimana cara bikin efek manga ? keliatannya susah.. tapi kalo udah dicoba cara bikinnya ternyata gampang..  Tool yang banyak digunakan untuk membuat efek manga ini adalah Liquify. saya lupa tool liquify ini mulai ada di photoshop brapa… mungkin sejak CS di rilis sudah ada liquify.

Buka dokumen atau foto. catatan : harus foto Face atau Muka, karena kalo foto kaki mau di bikin manga apanya? hehehe..

Sebenernya foto yang dipake harus bagus gak burem kayak foto dibawah..

manga1

Klik Filter > Liquify .. Gunakan Bloat tool untuk membesarkan mata. Klik di mata dan tahan sebentar. Oia… Brush size nya sesuaikan dengan ukuran gambar. pokoknya harus lebih besar dari mata nya.

manga2

Gunakan pucker tool untuk mengecilkan bagian bibir dan hidung

manga3

Sekarang gunakan FOrward Warp tool untuk mengecilkan bagian rahang dan dagu.

manga4

Tekan CTRL + D 2 kali untuk menduplikat layer background. Delete layer background nya..

manga5

Klik layer yang paling atas.. lalu Klik Filter > Other > High Pass

manga6

Ganti layer Effect ke Hard light

manga7

Tekan CTRL + E untuk menggabungkan layer yang atas dengan layer dibawahnya

manga8

Klik Filter > Stylize > Diffuse

manga9

Klik Filter > Sharpen > Smart Sharpen untuk mempertajam gambar

manga20

Klik Image > adjustments > Curves

manga21

Dicoba-coba aja ya.. nilainya gak harus sama kok..

Nah.. hasilnya jadi gini :

manga22

Ini foto sebelum dan sesudah

manga23

Selamat Mencobaa..

Jangan lupa jalan-jalan ke pandeglang ya..  :D






Artikel Membuat Efek Manga pake Photoshop ini dipersembahkan oleh Tutorial Photoshop Gratis. Kunjungi Wallpaper, Font, Desktop Theme Gratis Pokoknya Serba Gratis. Baca Juga Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang, untuk mengetahui lebih jauh tentang Pandeglang sebagai Objek Wisata yang patut diperhitungkan karena keindahannya.

membuat efek manga di potoshop

Membuat Efek Manga pake Photoshop


Mumpung masih bulan Syawal..  saya ucapin Mohon Maaf Lahir & Bathin , Mungkin dalam penulisan tutorial photoshop selama ini  ada kata-kata saya yang menyinggung, ada yang kurang puas karena tutorialnya jelek, ada yang komen atau imel yang gak kebales .. Semua emang karena saya hanya Manusia Biasa yang gak luput dari salah dan dosa..  Sekali lagi.. Maaf lahir dan Bathin ya..

Baca juga artikel tentang keindahan alam di Indonesia di Kenali dan kunjungi objek wisata di pandeglang

Lanjut ke tutorial..

Tutorial efek manga ini saya buat karena banyak yang request juga..  Manga identik dengan JEPANG, Mata gede, bibir dan hidung kecil, kartun, dll. Gimana cara bikin efek manga ? keliatannya susah.. tapi kalo udah dicoba cara bikinnya ternyata gampang..  Tool yang banyak digunakan untuk membuat efek manga ini adalah Liquify. saya lupa tool liquify ini mulai ada di photoshop brapa… mungkin sejak CS di rilis sudah ada liquify.

Buka dokumen atau foto. catatan : harus foto Face atau Muka, karena kalo foto kaki mau di bikin manga apanya? hehehe..

Sebenernya foto yang dipake harus bagus gak burem kayak foto dibawah..

manga1

Klik Filter > Liquify .. Gunakan Bloat tool untuk membesarkan mata. Klik di mata dan tahan sebentar. Oia… Brush size nya sesuaikan dengan ukuran gambar. pokoknya harus lebih besar dari mata nya.

manga2

Gunakan pucker tool untuk mengecilkan bagian bibir dan hidung

manga3

Sekarang gunakan FOrward Warp tool untuk mengecilkan bagian rahang dan dagu.

manga4

Tekan CTRL + D 2 kali untuk menduplikat layer background. Delete layer background nya..

manga5

Klik layer yang paling atas.. lalu Klik Filter > Other > High Pass

manga6

Ganti layer Effect ke Hard light

manga7

Tekan CTRL + E untuk menggabungkan layer yang atas dengan layer dibawahnya

manga8

Klik Filter > Stylize > Diffuse

manga9

Klik Filter > Sharpen > Smart Sharpen untuk mempertajam gambar

manga20

Klik Image > adjustments > Curves

manga21

Dicoba-coba aja ya.. nilainya gak harus sama kok..

Nah.. hasilnya jadi gini :

manga22

Ini foto sebelum dan sesudah

manga23

Selamat Mencobaa..

Jangan lupa jalan-jalan ke pandeglang ya..  :D






Artikel Membuat Efek Manga pake Photoshop ini dipersembahkan oleh Tutorial Photoshop Gratis. Kunjungi Wallpaper, Font, Desktop Theme Gratis Pokoknya Serba Gratis. Baca Juga Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang, untuk mengetahui lebih jauh tentang Pandeglang sebagai Objek Wisata yang patut diperhitungkan karena keindahannya.

situs gambar2 free ;)

ini situs nya ;)



http://imagebase.davidniblack.com/main.php

http://www.morguefile.com/

http://www.stockvault.net/

http://www.multimedia-stock.com/


selamat mencoba ;)



enjoy...

http://www.easy-share.com/1908145003/2000 Brushes.rar

Latihan Mengasah Ide dan Kreatifitas

Membuat desain tidaklah semudah membuat nasi goreng yang sudah disiapkan semuanya tinggal mengolah. sedangkan sebuah desain membutuhkan pemikiran dalam memunculkan ide-ide untuk membuat sebuah konsep kreatif yang belum pernah ada.

untuk mendapatkan ide kreatif ada banyak cara, tergantung pribadi orang itu sendiri, ada orang yg muncul ide kreatifnya di saat dia buang hajat besar di WC, ada pula saat dia duduk tenang sambil menikmati indahnya suasana.

Setelah ide muncul barulah dibuat konsep kratifnya,

orang bilang pengalaman adalah guru yang terbaik.

saya setuju sekali dengan pepatah di atas, di bidang desain semakin banyak pengalaman akan membuat kita semakin mahir dan cepat dalam membuat sebuah karya.

Untuk melatih pengasahan ide dan kreatifitas, berikut ada beberapa tips :
  1. Perbanyak melihat karya-karya kreatif, seperti iklan di TV, majalah, koran atau web dll.
    Iklan-iklan atau produk kreatif tersebut dicermati, untuk kemudian dipahami dan dipikirkan kira-kira memakai tehnik apa dan bisa dikerjakan di aplikasi apa.
    dengan begitu kita akan bisa menerapkanya di karya kita, tanpa harus menjiplak (pemakaian tehnik sama bukan berarti menjiplak)
[*]Perbanyak melatih diri menggunakan aplikasi desain.
Dengan sering mengasah pemaiakan aplikasi desain, kita akan semakin cepat beradaptasi, sehinnga pengerjaan desain akan semakin cepat, dan trik2 baru akan dapat diketemukan dengan sendirinya.

dua hal tersebut di atas mungkin bisa membantu

mungkin jika ada penambahan tips dari para master

Manual face drawing ..

salam kenal semua pecinta Seni se-KASKUS,, buat yang hobby gambar manual kita share sini yokkkk !!!

Sharing donk, bagaimana cara2 gambar manual yang baik yang kalian tau disini, okeh...

yukkkkkkk !!!!

Ok, berubung gw juga hobby gambar muka orang, ada sedikit ilmu yg gue tuangin saat gambar muka:

1. Biasanya gue pake Pensil HB, 2B, dan 4B aja, plus penghapus boxy dan tisu,, klo gk ada gw cmn pake pensil 2B aja..
2. Untuk Permulaan, gue gambar dasar seperti lingkaran buat sekala muka yang akan gue gambar dari foto.
3. BIkin OutLine dari bentuk wajahnya tipis aja pake pensil HB
4. abis gitu baru gue buat mata, hidung, and terakhir mulut.
5. Pensil yang 2B, gue buat bayangan yang ada di muka, dan sedikit memakai 4B
6. untuk arsiran Rambut harus sabar, apalagi itu rambut wanita, arsiran menggunakan pensil 4B.
7. jangan lupa memberikan gradasi pada bayangan wajah, karena itu menentukan kemiripan dengan foto yg akan di gambar dan juga memberikan kesan 3D atau hidup..
8. Finishing gue pakai tisu agar gradasi terlihat lebih halus...

ok, segitu dulu tips dari gw, mungkin itu belum semuanya gw tulis. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kemampuan kita mengimajinasika suatu objek kedalam sebuah kertas.
gw juga belum ahli bgt, cuman pengen banget jadi AHLI

Bocah SMA ciptakan pistol seharga 200.000-an

Membuat senjata api (senpi) jenis pistol ternyata hanya perlu biaya Rp 200.000. Setidaknya ,begitulah pengalaman Miftah Yama Fauzan, siswa kelas 10 SMAN 1 Kabupaten Sidoarjo.

Remaja berusia 15 tahun tersebut berhasil membuat prototipe senpi elektronik. Tanpa suara letusan, pistol buatan Miftah mampu memecahkan kaca.

Temuan Miftah telah dipresentasikan di depan dewan juri yang berjumlah 12 orang enam di antaranya bergelar professor dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) Tahun 2009. Kegiatan ini digelar Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) di Jakarta, Agustus 2009 lalu.

Kala itu pistol elektronik ala Miftah menyisihkan 1.700 karya lain, dan Miftah pun menggondol juara kedua di antara 34 para finalis. “Saya tidak menyangka akan menang,” aku Miftah, saat ditemui Surya di SMAN 1 Sidoarjo, Sabtu (7/11).


Ia bercerita, ide pembuatan pistol elektronik ini berawal dari rasa keprihatinannya ketika mendengar banyak berita mengenai kecelakaan pesawat terbang milik TNI. Berita-berita itu memaparkan bahwa penyebab kecelakaan diduga karena kurangnya perawatan pesawat terbang akibat kecilnya anggaran pemerintah untuk membiayai pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

“Makanya jika pistol ini bisa diproduksi dengan murah (secara nassal, Red), maka sisa dananya bisa dipakai membiayai Alutsista lain,” kata Miftah, didampingi Wakasek Bidang Humas SMAN 1 Sidoarjo, Eko Redjo Sunaryanto.

Sebenarnya ide itu sudah muncul sejak setahun lalu, saat Miftah masih duduk di bangku SMPN 4 Sidoarjo. Namun, dia baru mewujudkannya saat mengetahui dari internet ada lomba LPIR.

Maka, Miftah tanpa bimbingan siapapun menyiapkan pistol elektronik itu dua bulan menjelang LPIR. Hobinya menekuni pelajaran fisika memicunya bertindak serius mencari di situs-situs internet mengenai bahan-bahan materi yang mengulas senpi.

“Saya menyiapkan karya ini sendiri, termasuk mengirimkan proposal ke panitia, ” kenangnya.
Berbekal empat bahan utama berupa baterai ponsel, penaik tegangan listrik, kapasitor, dan kumparan pelontar Miftah mewujudkan gagasannya menciptakan pistol elektronik. Berbeda dengan pistol umumnya, yang menyalak keras jika pelurunya ditembakkan, pistol buatan Miftah tanpa suara.

Hal itu karena sistem kerja pistol tersebut digerakkan dengan energi kinetik yang dipadukan dengan energi elektronik. Sehingga, peluru yang ditembakkan itu bergerak karena dilontarkan oleh kombinasi dua energi tersebut.

“Namun bahan pelurunya harus khusus, terbuat dari logam fero-magnetik, logam yang bisa ditarik magnetik, ” jelas anak pertama pasangan M Ashari dan Ny Rossi Indarjani, warga Desa Pilang, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, ini.

Saat uji coba, Miftah melengkapi pistol ciptaannya dengan peluru berupa paku yang dipotong sedemikian rupa. Ukuran peluru pistol ini berdiameter 0,5 sentimeter dan panjang dua sentimeter. Tatkala uji coba sebelum memenangi LPIR, peluru-paku ini mampu memecahkan kaca berukuran tebal dua milimeter.

Untuk membuat prototipe pistol, Miftah merogoh kocek sekitar Rp 200.000. Duit itu dipakai membeli sejumlah bahan utama pistol elektronik tersebut. Menurutnya, biaya bisa relatif kecil karena dia memakai bodi pistol hanya dari plastik mika yang dipotong dan dibentuk menyerupai pistol.

Jika nanti diproduksi massal, bahan untuk bodi pistol bisa dipilih sesuai kebutuhan. Bahkan fungsi pistol juga bisa disesuaikan dengan keperluan. Misalnya, jika untuk dipakai polisi melumpuhkan penjahat, kekuatan peluru tak harus mematikan; sedangkan bila dipakai sebagai senjata untuk berperang, kekuatan daya lontar peluru bisa dimaksimalkan. “Saat ini peluru bisa ditembakkan sejauh 10 meter,” urainya.

***

Kini Miftah serius mengotak-atik pistol buatannya itu karena bakal diikutkan ke Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang digelar Depdiknas di Jakarta, 16-20 November 2009 mendatang. Karya Miftah akan bersaing dengan karya 75 finalis LPIR 2009, yang pemenangnya akan diikutkan kejuaraan yang sama di tingkat internasional.

“Ini saya masih otak-atik, termasuk mendesain ukuran peluru yang tepat sehingga bisa melesat jauh, ” ujarnya.

Dengan bimbingan sang guru fisika, Triwati, dan dorongan sang ayah, M Ashari yang juga dosen Teknik Elektro Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Miftah pun berusaha keras menyempurnakan temuannya. Antara lain, memperbaiki bodi pistol yang sempat retak karena terbentur koper saat pulang dari Jakarta mengikuti pembinaan seusai menyabet medali perak LPIR 2009.

Beberapa kali pistolnya juga dicoba dengan menembakkan peluru ke sejumlah kaleng bekas minuman ringan. Peluru berupa paku tumpul ini mampu melubangi kaleng-kaleng bekas tersebut. “Kaleng saja tembus, apalagi kulit manusia, ” seloroh bocah murah senyum ini, saat menunjukkan kaleng bekas di rumah orangtuanya, di Desa Pilang.

Wakasek Bidang Humas SMAN 1 Sidoarjo, Eko Redjo Sunaryanto, merasa bangga dengan prestasi salah satu siswanya itu. Pihak sekolah akan terus memfasilitasi siswa yang mampu berkarya, apalagi hasil karyanya bisa merambah dunia internasional karena SMAN 1 Sidoarjo sudah menyandang predikat Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Dia berharap budaya ilmiah mampu menjadi budaya baru di kalangan siswa SMAN 1 Sidoarjo. Sehingga, budaya ini akan mampu menciptakan iklim berkompetisi yang sehat di antara para siswa. “Dengan demikian siswa tetap bisa berprestasi di kancah internasional, ” tegasnya

Selasa, 03 November 2009

Terminologi / Istilah2 Fotografi

Setelah bagian pertama dan bagian kedua, Bagian Ketiga dari serial Teknik Dasar Fotografi Digital ini akan membahas tentang terminologi2 atau istilah2 yang banyak dipakai dalam dunia fotografi
A : Singkatan dari auto, yaitu sebuah sandi untuk pilihan fasilitas otomatis. Artinya, bila selector diputar ke posisi ini, bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis setelah pemotret memilih suatu kecepatan (shutter speed) atau sebaliknya.


AF : singkatan dari auto focus, yaitu cara kerja kamera tanpa mengharuskan pemotret memutar-mutar sendiri penemu fokus(jarak). Sistem ini bekerja setelah pemotret menekan tombol “on” pada perintah fokus.
AL servo AF : saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak. Pilihan yang efektif untuk pemotretan olahraga.
Angle of view : Sudut pandang atawa sudut pemotretan. Cara melihat dan mengambil objek yang akan difoto
Aperture diafragma : yaitu lubang tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film.
Aperture priority auto exposure (A) : pencahayaan otomatis prioritas bukaan diafragma. Jika bukaan diafragma disetel terlebih dahaulu, kecepatan rana akan bekerja otomatis.
Artificial light : cahaya buatan manusia yang digunakan untuk memotret misalnya lampu kilat, api, dll.
Asa : singkatan dari american standar assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika. Kecepatannya diukur secara aritmatis.
Auto Program (P) : fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal dan high speed(kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian panjang-pendek fokus lensa.
Auto winder : motor yang berguna untuk memajukan film secara otomatis dan cepat tanpa harus dikokang atawa diengkol terlebih dahulu. Sering digunakan oleh pemotret olahraga atawa yang mengutamakan objek-objek bergerak cepat.
Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang berasal dari belakang objek. Arah cahaya ini berlawanan dengan posisi kamera. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet; objek foto dikelilingi “rim light” atau cahya yang ada disekitar objek. Efek cahaya ini bisa merugikan pemotret sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian lensa.
Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang terbang.
Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya matahari dalam pemotretan. Untuk menangkap kilatannya diperlukan suatu kecepatan tertentu yang telah disesuaikan (disinkronkan) dengan kamera. Cahaya blitz umumnya bisa ditangkap dengan kecepatan kamera 1/60 detik.
Blitzlichtpulver : Cikal bakal lampu kilat. Terbuat dari beberapa campuran bubuk diantaranya magnesium dan potassium chlorade yang dapat memancarkan cahaya bila disulut.
Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan dan efek besar kecilnya diafragma. Hal ini terjadi misalnya saat melakukan teknik panning atau zooming yang menggunakan kecepatan rendah.
Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut ‘base light’. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat). Cara paling efektif yang dapat dicoba adalah memantulkan pancaran sinarnya kesudut lain sebelum cahaya itu mengenai objek pemotretan. Teknik pencahayan ini cocok untuk menghasilkan penyinaran lunak.
Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek (disamping pengukuran pencahayan normal).
Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus)yang sudah terpasang pada pembidik kamera. Berguna bagi pemotret berkacamata.
Bulb, B(ulb) bolam : Sarana kecepatan rana yang sangat lambat dikamera yang digunakan untuk memotret objek. Lama membuka rana ditentukan oleh pemotret, yaitu dengan menekan lalu melepas tekanan pada tombol shutter.
C : Singkatan dari continuous,yaitu sandi yang terdapat pada kamera. Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (umumnya 3 bingkai per detik).
Candid camera : foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi2 sehingga objek foto tidak menyadarinya. Cara ini biasanya menghasilkan foto yang terkesan wajar atau alami.umumnya tidak ada komunikasi antrara pemotret dan objek foto.keberhasilan foto sangat ditentukan oleh kemahiran pemotret mengungkapkan pesannya.oleh Karen itu pemotret harus ekstra tekun, jeli,teliti dan sabar.
CCD : singkatan dari charge couple device,yaitu chip pengganti filmyang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra)
Center of focus : pusat perhatian. Sering juga disebut center of interest atau focus of interest. Pusat perhatian membuat pesan dan teknis yang ingin disampaikan pemotret tergambar secara fisik pada foto.

Center weight
: pengukuran pencahayaan yang tertuju hanya pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto.
Coating : pemberian suatu lapisan tipis pada permukaan lensa.Funsinya menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa dari berbagai bahaya, mjsalnya jamur.
Cold tone : warna yang bernada dingin; berwarna biru kelabu dengan nada warna ringan.
Color balance : keseimbangan warna.
Composition : komposisi, yaitu penempatan atau penyusunan bagian2 sebuah gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga enak dipandang.
Continuous light : lampu kilat yang digunakan untuk memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus(berulang-ulang).
Contrast : kontras. Secara umum kontras diartikan sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada (warna) antara bidang gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok sekali pada objek.
Cropping : pemadatan/pemotongan gambar dalam foto atau sesuatu yang tercetak dengan membuang bagian2 tertentu yang kurang dikehendaki.
Density : densitas atau kepekatan dalam fotografi.istilah ini menyatakn tebal-tipis lapisan perak yang melekat pada film. Semakin pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya.
Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada perbedaan ketajaman.
Depth of field : bagian yang tampak tajam (tidak buram) dan jelas,yang berada dalam jangkauan tertentu. Biasanya juga disebut sebagai ruang tajam.
Diaphragm : diafragma,yaitu lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Lubang lensa ini dibentuk dari kepingan2 logam tipis yang berada didalam atau dibelakang lensa. Bisa diciutkan atau dilebarkan.
Distortion : distorsi,yaitu penyimpangan bentuk. Pada fotografi biasa terjadi pada pemotrtan dengan lensa sudut lebar.
Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat,
lampu ini tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian gelap dari objek, misalnya bayangan pada pemotretan diluar ruangan.

Film : Media untuk merekam gambar. Gambar dibuat diatas dasar yang fleksibel dan transparan.
Film terdiri dari lapisan tipis yang mengandung emulsi peka cahaya, diatas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi sendiri terdiri dari perak halida, yaitu senyawa yang peka cahaya.
Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah terpakai.
Film transparency : Slide warna atau color reversal film, yaitu film positif yang biasa digunakan
untuk keperluan iklan, pers, dll. Tujuannya adalah mendapatkan ketajaman dan warna gambar yang baik.
Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus cahaya) yang mempunyai ketebalan rata; dipasang pada ujung tabung lensa.
Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya tetap.
Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan cahaya yang bisa dikendalikan.
Flash exposure compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu kilat.
Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan.
FPS : singkatan dari frame persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.
GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak (dalm meter taau feet) dan diafragma.
High angle : pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
High-Key photo : sebutan untuk suatu foto yang didominasi nuansa putih.
High light : bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan sinar.
Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
Hot shoe : sepatu panas. terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat elektronik.
Image : gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi objek.
Infinity : jarak tak terhingga dengan tanda pada skala jarak.
Infrared : inframerah, yaitu sinar merah diluar spektrum.
ISO : singkatan dari international standart organization, yaitu badan yang berwenang memberikan standar untuk kategori film yang digunakan didunia fotografi.
JIS : singkatan dari japan industrial standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di Jepang.
Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal. Cahya seperti ini akan menimbulkan efek flare (bintik cahaya putih) pada foto.
Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya. Hal yang paling mempengaruhi kontras cahaya adalah besar kecilnya sumber cahya.
Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya.
LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
Macro : Makro. Pengertian makro dalam fotografi adalah saran untuk pemotretan jarak dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman objek(pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1), atau paling tidak setengah besar objek aslinya (1:2). Namun, lensa zoom yang mempunyai fasilitas menghasilkan rekaman objek seperempat besar benda aslinya (1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.
Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek). Umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan minim distorsi.
Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek.
Medium format camera : Kamera format medium, yaitu jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam pembesaran cetakan.
Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari. Bisa digunakan untuk pemotretan berobjek orang, kira2 sebatas pinggul keatas.
Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot
Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar
Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu
Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual.
Microphotography : Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop.
Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”
ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali.
Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
Non-reflex camera : kamera non refleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya adalah kamera kompak atau kamera langsung jadi (Polaroid)
Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.
Obscura : Cikal bakal kamera zaman sekarang. Prinsipnya dalam sebuah kamar gelap yang tertutup lubang (pin hole). Jika kamera obscura dihadapkan ke benda yang diterangi cahaya, sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut akan tampak pada dinding yang berhadapan dengan lubang.
Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik.
Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb)
Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam total. Bila kepekatan bagian ini melampaui batas, hasil cetak foto akan menjadi abu2; bagian high akan menjadi putih.
Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis. Tujuannya agar pemotret dapat mengatur kamera secara manual.
POLARIZING COLOR FILTER:Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POLARIZING CONVERSION FILTER:Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.

POLARIZING FIDER FILTER:Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.

POLARIZING CIRCULAR FILTER:Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.

POLARIZING FILTER:Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.
POP UP FLASH:Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
RAINBOW FANTASI FILTER:Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.

RANA:Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.

RANA CELAH:Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.

RANA PUSAT:Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.

RELEASE CABLE:Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.

RELOADABLE TO LAST FRAMER:Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah posisi terakhir yang terpakai.

REMBRANDT LIGHTING:Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal dari nama pelukis Belanda Rembrandt.

REMOTE:Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.

RESOLUTION :D aya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).

RETINA:Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.

RETOUCH:Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.

REVERSE ADAPTER:Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.
SECOND CURTAIN SYNC:Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.

SELF ADJUSTING :P enyesuaian (diri).

SELF TIMER :P enangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik.

SENSE OF DESIGN :P erasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.

SEPIA TONER :P ewarna coklat/sawo.

SEQUENCE:Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.

SHADE:Teduh, bayangan yang tak berbentuk.

SHADOW:Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.

SHAPE:Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan bentuk tiga dimensi yang mempunyai volume.

SHARPNESS:Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan dengan jumlah garis per milimeter.

SIDE LIGHT:Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret (portrait).

SIDE LIGHTING:Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri – 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik. Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih menarik dengan separo dari muka terang dan separo lagi gelap.

SINGLE LENS REFLECT:Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau fotonya.

SINGLE POINT READING:Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.

SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S):Sandi saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.

SKALA :P erbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.

SLAVE UNIT:Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
SMALL FORMAT CAMERA:Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran majalah.
SNAPSHOT:Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.

SNOOT:Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang datar.

SNOW CROSS, STAR SIX FILTER:Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang membentuk bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar.

SOCKET:Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang menghubungkan lampu kilat dengan penutup.

SOFT SCREEN (LENS):Lensa yang berguna untuk menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan batasnya.

SOFT FOCUS LENS:Lensa yang berdaya lukis lembut.

SOFT SPOT FILTER:Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.

SOFT TONE FILTER:Filter yang bertujuan untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.

SOLARISASI :P roses pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan meneruskan pengembangannya.

SONAR AUTOFOCUS:Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar – dari kamera ke objek kembali ke kamera.

SPECIAL EFFECT:Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.

SPECIAL EFFECT FILTER:Filter (penyaring) spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

SPECIAL LENS:Lensa spesial yang digunakan secara khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish eye lens (lensa mata ikan – 180 derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

SPECIAL PURPOSE LENS:Lensa tujuan khusus yang didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan gambar khusus yang biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa.

SPECIAL FILTER:Sekeping plastik terang berisi ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap titik sinar menjadi bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal.

SPECTRUM:Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.

SPEEDLIGHT:Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.

SPEEDO SOLARISASI:Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).

STEREO CAMERA:Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat difoto.

STILL LIFE:Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.

STOP:Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana dari suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.

STOP BATH:Cairan penyetop. Larutan penyetop untuk menghentikan atau menahan seketika pengembang (developer) pada film atau kertas foto. Selain berguna untuk menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai larutan fixer yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan lama.

STRIPPING FILM:Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.

STROBO:Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.

SUBTRACTIVE:Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.

SUPER WIDE LENS:Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.

SYNC CORD TERMINAL:Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu-kilat.

SYNC SHUTTER SPEED:Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu kilat.
SYNCRO:Saklar otomatis. Dengan menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan cahaya lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang terpasang syncro.
TABLE-STAND:Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.

TEXTURE:Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan “rasa” seperti halus, kasar, mengkilat, dll.

TELE CONVERTER:Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.

TELE LENS:Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.

TELEPHOTO LENS:Lensa telefoto, lensa yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain.

TELEPHOTO MEDIUM:Telefoto menengah, jenis lensa telefoto yang mempunyai panjang antara 75 – 135 mm.

TEST STRIP:Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.
TILT HEAD:Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek sangat bergantung pada permukaan pemantul, warna dan jaraknya.
TIMER SWITCH :P engukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.

Top Light:Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda.

Transparan:Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.

Translusen:Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.

Transparancy:Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.

Tripod:Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto, atau yang menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan terhindar dari goyang.

Tripod Socket:Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.

TTL:Singkatan dari Through the Lens Metering. Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada jendela lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam kamera akan membaca pelat hitam penekan film.

Tungsten Film:Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.

Twin Lens Reflex:Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat.
VARIO FOCAL LENS:Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.

VARIO LENS:Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.

VERTICAL GRIP:Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.

VIEW CAMERA:Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.

VIEW FINDER:Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
WAIST LEVEL FINDER :P embidik sebatas pinggang.
WARM TONE:Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
WATT/SECOND (W/S):Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.
WIDE ANGLE LENS:Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil.
WIDE SHOT :P emotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada gambar hidup (movie).
WIRELESS TTL:Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.

WORM EYE :P andangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah rekaman foto dengan kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik karena sudut pandang seperti itu.
ZONE SYSTE:Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.

ZOOM LENS:Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.

ZOOM-BLUR:Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.

ZOOMING RING:Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.
Akhirnya terselesaikan juga kamus ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat, artikel berikutnya dari serial teknik dasar fotografi digital adalah mengenal lebih jauh tentang blitz / flash light

Aperture

Setelah membahas Shutter Speed pada bagian pertama artikel ini, Elemen lain yg tidak kalah penting dalam fotografi adalah Aperture, Aperture Adalah ukuran bukaan lensa yang berfungsi memasukkan dan meneruskan cahaya ke film atau sensor. ukuran besar kecilnya diatur melalui diafragma. Pada kamera umumnya tertera 2,8; 4; 5,6 dst. angka2 tersebut dikenal sebagai f-number, jadi disebut aperture (bukaan) f/2,8; f/4; f/5,6 dst. Semakin besar aperture semakin kecil f-numbernya dan semakin kecil pula diameter bukaannya, jadi f/16 lebih kecil diameternya daripada f/5,6
Cara kerja aperture mirip pupil pada mata manusia, semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil diameter pupil, begitu pula sebaliknya. Aperture sangat berhubungan dengan ruang tajam atau depth of field, semakin besar f-number, misal f/22, rentang ketajaman akan semakin lebar. Artinya objek di belakang dan di depan fokus utama memiliki ketajaman yang baik. sebaliknya kita akan mendapatkan efek blur/buram untuk objekdi depan dan dibelakang fokus utama jika menggunakan f-number kecil, misal f/2,8
Shutter speed dan aperture harus bersinergi untuk mendapatkan exposure yang tepat. Peranan ISO juga penting, semakin tinggi ISO yang digunakan, maka kepekaan terhadap cahaya pun makin besar, sehingga pada pencahayaan kurang pun, shutter speed maupun aperture masih dapat digunakan secara maksimal. Tapi perlu diingat, semakin tinggi ISO yang digunakan, akan semakin tinggi tingkat noise ataupun grain yang dihasilkan
Untuk mengetahui apakah exposure sudah tepat atau belum, pada kamera digital ato konvensional tersedia fasilitas metering. Sehingga terjadinya over exposure (kelebihan pencahayaan) atau under exposure (kekurangan pencahayaan) dapat diminimalkan.
Setelah teknik dasar dapat dikuasai, berikutnya yg dibutuhkan adalah jam terbang, karena seni fotografi identik dengan momen, dan momen yg baik tidak mudah terulang, kepiawaian menentukan komposisi dan sudut ambil gambar dapat berkembang seiring jam terbang, kemudian perbanyak referensi dari, buku, internet, maupun sumber2 lain. Bagaimana bagus dan canggihnya sebuah kamera, hanya merupakan sebuah alat, yg menentukan adalah orang yg berada di belakang kamera
Semoga bermanfaat..

Aperture

Setelah membahas Shutter Speed pada bagian pertama artikel ini, Elemen lain yg tidak kalah penting dalam fotografi adalah Aperture, Aperture Adalah ukuran bukaan lensa yang berfungsi memasukkan dan meneruskan cahaya ke film atau sensor. ukuran besar kecilnya diatur melalui diafragma. Pada kamera umumnya tertera 2,8; 4; 5,6 dst. angka2 tersebut dikenal sebagai f-number, jadi disebut aperture (bukaan) f/2,8; f/4; f/5,6 dst. Semakin besar aperture semakin kecil f-numbernya dan semakin kecil pula diameter bukaannya, jadi f/16 lebih kecil diameternya daripada f/5,6
Cara kerja aperture mirip pupil pada mata manusia, semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil diameter pupil, begitu pula sebaliknya. Aperture sangat berhubungan dengan ruang tajam atau depth of field, semakin besar f-number, misal f/22, rentang ketajaman akan semakin lebar. Artinya objek di belakang dan di depan fokus utama memiliki ketajaman yang baik. sebaliknya kita akan mendapatkan efek blur/buram untuk objekdi depan dan dibelakang fokus utama jika menggunakan f-number kecil, misal f/2,8
Shutter speed dan aperture harus bersinergi untuk mendapatkan exposure yang tepat. Peranan ISO juga penting, semakin tinggi ISO yang digunakan, maka kepekaan terhadap cahaya pun makin besar, sehingga pada pencahayaan kurang pun, shutter speed maupun aperture masih dapat digunakan secara maksimal. Tapi perlu diingat, semakin tinggi ISO yang digunakan, akan semakin tinggi tingkat noise ataupun grain yang dihasilkan
Untuk mengetahui apakah exposure sudah tepat atau belum, pada kamera digital ato konvensional tersedia fasilitas metering. Sehingga terjadinya over exposure (kelebihan pencahayaan) atau under exposure (kekurangan pencahayaan) dapat diminimalkan.
Setelah teknik dasar dapat dikuasai, berikutnya yg dibutuhkan adalah jam terbang, karena seni fotografi identik dengan momen, dan momen yg baik tidak mudah terulang, kepiawaian menentukan komposisi dan sudut ambil gambar dapat berkembang seiring jam terbang, kemudian perbanyak referensi dari, buku, internet, maupun sumber2 lain. Bagaimana bagus dan canggihnya sebuah kamera, hanya merupakan sebuah alat, yg menentukan adalah orang yg berada di belakang kamera
Semoga bermanfaat..

Teknik Dasar Fotografi Digital : Shutter Speed

Fotografi digital memudahkan kita memahami dunia fotografi, hasil jepretan langsung bisa di review melalui jendela LCD, sehingga kita bisa mengevaluasi hasil jepretan, karena data teknis yg berkaitan dengan Jepretan tadi terlihat dan terekam, berbeda dengan Fotografi Konvensional, dimana kita harus mencetaknya dulu baru dapat melihat, me-review dan mengevaluasi hasil jeperetan, data teknis-nya pun kita harus mencatatnya terlebih dahulu, sehingga butuh banyak biaya dan waktu yg terbuang untuk bisa memperbaiki kemampuan fotografi kita
Seni Fotografi digital bisa diibaratkan sebagai melukis dengan cahaya, dalam hal ini kamera dan Lensa yang menggantikan peran kuas dan cat. Ada dua hal yg memegang peranan terpenting dalam kamera dan lensa, yaitu Shutter Speed dan Aperture
Shutter Speed adalah lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka 250,125,60,30,15 dst. Ini berarti lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125 detik, 1/60 detik, dst.
Semakin besar angkanya berarti semakin cepat waktu yg digunakan, hal ini akan menciptakan efek diam (freeze), misalnya kita akan memotret objek yg sedang bergerak, misal mobil, dengan efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter speed diatas 1/125 detik
Sebaliknya bila kita akan memotret objek tersebut dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter speed kurang dari 1/125 detik, sebaiknya dilakukan dengan cara mengikuti arah gerak objek, hal ini disebut teknik panning,
Dua hal diatas tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak, semakin cepat objek bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yg dibutuhkan agar memperoleh efek diam atau bergerak yang kita inginkan, Perlu diperhatikan, semakin rendah shutter speed, akan mengakibatkan semakin besar juga kemungkinan terjadinya camera shaking, yg akan mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak tajam
Agar aman, gunakan shutter speed diatas 30 atau 1/30 detik, kalo memang menginginkan shutter speed lebih rendah, misal 1/15 detik, 1/8 detik ato yg lebih rendah, gunakan gunakan penyangga ato tripod